Pemuda Sebagai Pagar Nagari
Assalammualaikum, selamat malam para sobat pembaca yang budiman di mana pun anda berada. Jumpa lagi di deelucky.com dalam sebuah obrolan santai tetang berbagai macam topik pembahasan.
Kali ini topik pembicaraan kita adalah mengenai pemuda, judulnya adalah Pemuda Sebagai Pagar Nagari. Bicara tentang pemuda nagari tidak jauh kita bicara tentang sebuah kampung yang ada dalam lingkup adat dan budaya Minangkabau, yang ada di provinsi Sumatra Barat.
Selayaknya pemuda dalam sebuah kampung di Minangkabau, adalah sebagai paga nagari alias pagar, atau penjaga lingkungan kampung tempat mereka, keluarga dan kerabatnya tinggal.
Bak kata para tetua atau ninik mamak orang Minang dahulu, yakni “Rami galanggang dek juaro, rami tapian dek nan mudo-mudo”. Pengertian dari kalimat kias barusan adalah sederhana saja: Gelanggan adalah tempat bermain anak muda. Di mana ada gelanggang di setiap nagari tentu akan dipenuhi oleh para pemuda, kemudian tepian, teian adalah tempat mandi, atau pemandian. Dulu di setiap kampung di Minangkabau selalu ada tepian, beberapa tepian, tepian sungai, tempat orang berkumpul pagi dan sore untuk keperluan mandi dan cuci. Namun tepian juga berfungsi sebagai tempat bermain bagi yang muda-muda. Biasanya para pemuda sebelum mandi atau cuci, mereka akan bertemu dan bicara dengan para kawan yang sama besar. Begitulah fungsinya tepian di alam Minangkabau. Intinya, antara gelanggang dan tepian adalah sama-sama tempat bermain dan berkumpul bagi para pemuda.
Di alam Minangkabau tepat berkumpul bagi para pemuda tidak hanya di tepian dan gelanggang saja. Banyak tempat berkumpul yang lain, misalnya surau, lapau atau pelanta alias warung. Itulah macam-macam tempat berkumpul para pemuda di Minangkabau.
Menurut adatnya para pemuda di Minangkabau, mereka tidak tinggal di rumah orang tua, melainkan tinggal di surau, pulang ke rumah hanya untuk makan dan menjeguk orang tua dan saudara perempuan. Walaupun pemuda tidak tinggal di rumah, namun tugas dan kewajiban tetap sebagai seorang anak tetap dikerjakan oleh pemuda. Contohnya menolong orang tua dalam menggarap sawah atau parak alias kebun. Kemudian mengurus ternak di kandang, dengan cara mencari rumput atau mengembalai ternak di padang rumput.
Adapun dalam urusan adat dan lembaga dalam nagari, pemuda tetap memiliki peranan penting dalam lingkungan sosial masyarakat di Minangkabau. Contohnya, dalam urusan alek keluarga atau menyelenggarakan pesta pernikahan saudara perempuannya, tenaga pemuda tetap di butuh untuk membatu alek atau tradisi adat tersebut. Bentuk-bentuk pekerjaan yang diikuti oleh para pemuda dalam penyelenggaraan adat adalah sebagai saksi dan pendengar dalam hasil permusawaratan adat dan lembaga kampung. Pergi menyirih untuk memberitahu orang kampung bahwa pada waktu yangtelah ditentukan akan diadakan alek si anu, juga merupakan tugas dari para pemuda di kampung. Kemudian pemuda juga bisa berdayakan untuk urusan jaga malam, menjaga segala bentuk barang dan kelengkapan alat nagari. Dan banyak pula tenaga pemuda dipakai oleh sanak famili mereka untuk mengawani (menemani) Marapulai pulang ke rumah Nakdaro. Begitulah contoh-contoh peranan pemuda yang dapat kita lihat dalam urusan adat dan lembaga di Minangkabau.
Dalam urusan sosial masyarakat pemuda di Minangkabau juga memiliki peran yang sangat penting pula. Misalkan saja dalam setiap penyelenggaraan hari raya Idul Adha, pemuda di setiap kampung di Minangkabau akan berduyun-duyun pergi bekerja memotong hewan korban di surau-surau. Setelah hewan-hewan di potong dan daging ditimbang sama berat, maka pemuda pulalah yang akan membagikan daging-daging tersebut langsung kepada masyarakat.
Dalam acara 17 Agustus-an juga dapat kita lihat secara langsung, baik di Minangkabau maupun di negeri lain, tetap para pemuda yang akan solid dan konsisten menyelenggarakan kegiatan perayaan tahunan tersebut. Mulai dari persiapan acara, penggalangan dana, hingga pelaksanaan dan penanggung jawaban kegiatan semuanya dikerjakan oleh para pemuda. Demikian lah sobat pembaca yang budiman. Itulah ulasan dari saya pada malam ini tentang pentingnya peranan pemuda dalam kampung di alam Minangkabau ini. Sekian dan terimakasih wasalam. (Lucky Lukmansyah).
Bersambung ke Uang Asam: Ketika Pemuda Jadi Pagar Makan Tanaman
0 Komentar
Penulisan markup di komentar