Pemerintah Myanmar menginginkan warga minoritas Muslim tidak lagi disebut sebagai “Rohingya” tetapi diganti dengan sebutan “orang beragama Islam”
Yanghe Lee dalam laporan khususnya mengenai Myanmar, di PBB menghimbau kepada Kementrian Informasi negara Myanmar supaya pada masa yang akan datang tidak adalagi kontroversi mengenai identitas warga Rohingya.
“Sebutan Rohingya atau Bengali sebaiknya dihilangkan” disampaikan oleh kementrian informasi lewat surat, selang dalam lawatan Yanghe Lee di PBB tempo hari. Selanjutnya “sebaiknya ‘orang beragama Islam negara bagian Rakhine’ itu lebih baik digunakan”
Dalam surat resmi per tanggal 16 Juni dengan label “rahasia” juga disebutkan bahwa ethnik Rakhine yang menganut agama Budha disebut sebagai “orang Budha Rakhine”.
Pihak PBB sangat menganjurkan supaya Yanghe Lee dapat mengunjungi Rakhine dalam jangka waktu dekat ini.
Para nasionalis Budha sangat menentang adanya istilah Rohingya sebagai sebutan yang mewakili sekian banya dari ribuan kaum minoritas yang tinggal di daerah konflik bagian barat Rakhine.
Sangat disayangkan sekali orang Bengal, Banglades dan orang Rahingya yang sudah tinggal di negara Myanmar dan berketurunan beberapa generasi dianggap sebagai kaum pengungsi, kaum yang tidak memiliki kewarganegaraan. By Lucky Lukmansyah
(Source: Al Jazeera 22 Juni 2016)
0 Komentar
Penulisan markup di komentar