Seorang kapten angkatan darat dipindahtugaskan untuk memimpin pasukan di sebuah gurun. Tiba di lokasi, si kapten mengadakan inspeksi dan mendapati seekor kuda ditambatkan dekat barak prajuritnya.
Dia pun bertanya kepada sersan yang mengepalai barak, "Untuk apa kuda itu di sini?"
Sersan kepala menjawab, "Siap, Pak. Kita kan jauh dari mana-mana, sedangkan kita lelaki normal dengan dorongan seksual yang normal pula. Jadi... eee.. kalau lagi pengen... kita kan punya kuda."
"Saya kira nggak masalah, bagi saya maupun secara moral," kata kapten tersebut.
Setelah sekian bulan berjalan dalam kesepian, si kapten tak dapat lagi menahan dorongan seksualnya. Dia kemudian berteriak kepada sersan kepala, "Bawa kuda itu ke tenda saya."
Sersan mengangkat bahu, kemudian membawa binatang gurun tersebut ke tenda kapten. Beberapa menit kemudian, kapten keluar tenda sambil mengencangkan ikat pinggang celananya, lalu berkata, "Jadi begitu ya, anak buahmu melakukannya."
Sersan kepala menjawab, " Nggak juga sih, Pak. Biasanya mereka menaiki kuda itu untuk pergi ke kota terdekat."
Komentar:
Aduh kasihan pak kapten ini....... gara-gara gak tahan menahan konaknya, dia tega atau nekat melepaskan konaknya ke seekor kuda. Padahal kalau dia waras, tentu dia tahu pasti bahwa kuda bukanlah tempat untuk melampiaskan nafsu birahi.
Sepertinya pak kapten ini punya percaya diri yang besar. Dan dia sangat pandai menjaga wibawanya di depan para anak buahnya. Sang kapten secara konsisten, tidak mau menghajar anak buahnya sendiri, ketika dia kebelet ngesex. Dia sangat takut pada dosa besar, menjadi orang homo sex adalah dosa besar, kualat, bisa di kutuk oleh tuhan. Lebih baik sang kapten main dengan kuda, atau bisa di sebut (Zoophilia) dari pada harus menghajar pantat anak buah nya sendiri.
Tapi sayang, Sang Kapten ini memang bodo, ga mau nanya ke orang. seadainya dia nanya, pasti kejadian memalukan itu tidak akan terjadi. Dan akhirnya, terkenallah sang kapten ini se antero batalionnya, "jangan main-main dengan pak kapten..... kuda di hajarnya juga, mau kau dijadikannya kuda?" ...... yah begitulah nasib orang bodo, meskipun berusaha jujur dan menjaga norma, kebodohan tetap akan menjerumuskan seseorang kedalam lubang hitam. Kasihan pak kapten, percuma jadi kapten, ternyata anak buahnya lebih cerdik dari dia.
Dia pun bertanya kepada sersan yang mengepalai barak, "Untuk apa kuda itu di sini?"
Sersan kepala menjawab, "Siap, Pak. Kita kan jauh dari mana-mana, sedangkan kita lelaki normal dengan dorongan seksual yang normal pula. Jadi... eee.. kalau lagi pengen... kita kan punya kuda."
"Saya kira nggak masalah, bagi saya maupun secara moral," kata kapten tersebut.
Setelah sekian bulan berjalan dalam kesepian, si kapten tak dapat lagi menahan dorongan seksualnya. Dia kemudian berteriak kepada sersan kepala, "Bawa kuda itu ke tenda saya."
Sersan mengangkat bahu, kemudian membawa binatang gurun tersebut ke tenda kapten. Beberapa menit kemudian, kapten keluar tenda sambil mengencangkan ikat pinggang celananya, lalu berkata, "Jadi begitu ya, anak buahmu melakukannya."
Sersan kepala menjawab, " Nggak juga sih, Pak. Biasanya mereka menaiki kuda itu untuk pergi ke kota terdekat."
Komentar:
Aduh kasihan pak kapten ini....... gara-gara gak tahan menahan konaknya, dia tega atau nekat melepaskan konaknya ke seekor kuda. Padahal kalau dia waras, tentu dia tahu pasti bahwa kuda bukanlah tempat untuk melampiaskan nafsu birahi.
Sepertinya pak kapten ini punya percaya diri yang besar. Dan dia sangat pandai menjaga wibawanya di depan para anak buahnya. Sang kapten secara konsisten, tidak mau menghajar anak buahnya sendiri, ketika dia kebelet ngesex. Dia sangat takut pada dosa besar, menjadi orang homo sex adalah dosa besar, kualat, bisa di kutuk oleh tuhan. Lebih baik sang kapten main dengan kuda, atau bisa di sebut (Zoophilia) dari pada harus menghajar pantat anak buah nya sendiri.
Tapi sayang, Sang Kapten ini memang bodo, ga mau nanya ke orang. seadainya dia nanya, pasti kejadian memalukan itu tidak akan terjadi. Dan akhirnya, terkenallah sang kapten ini se antero batalionnya, "jangan main-main dengan pak kapten..... kuda di hajarnya juga, mau kau dijadikannya kuda?" ...... yah begitulah nasib orang bodo, meskipun berusaha jujur dan menjaga norma, kebodohan tetap akan menjerumuskan seseorang kedalam lubang hitam. Kasihan pak kapten, percuma jadi kapten, ternyata anak buahnya lebih cerdik dari dia.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar